Jumat, 20 Maret 2015

Pemikiran Positif



Tertulis sebuah cerita:
Serontak parasnya meredup, bak bunga lili yang layu pada kelopaknya. Sepertinya ia berharap pada suatu hal untuk datang dan berjalan ke arah inginnya, namun hal yang terjadi tidak secerah apa yang diharapkan. Ia menyempatkan diri memasuki pikiran sempit akan kelamnya jalur ingin yang diciptakan kepalanya, membuatnya semakin mencoba menyembunyikan paras cerahnya. Rinai air mata terhias dalam wajah murung dan mencoba menutupi indahnya.

Ia, pemikiran sempitnya masuk lalu menguasai suasana hati, menjauhkan ia dari rasa semangatnya untuk bangkit. Ia selalu menelusuri hatinya, dengan cerita kekecewaan yang telah dilalui, menjadikan ia acuh pada cerita kegembiraan yang pernah ada. Ya, setitik noda di tengah kertas putih memang lebih menyita pandangan agar terfokus kepadanya dan meninggalkan sisi bersih lainnya. Seperti itulah, teramat sering disebut manusiawi.

Menurutnya cerita hidup mulai beranjak tak mudah semenjak ini. Lalu mulai membanding-bandingkan dengan cerita manusia yang menurutnya lebih beruntung dari dirinya. Dan detik itu, ia mulai merasa tak berguna. Pemikirannya mulai terkunci agar solusi tak menghampirinya. Lalu, seolah dunia berhenti menegakkan ia berdiri. Saat itulah, pemikiran tidak logis berhasil menguasai diri sepenuhnya. 
 
Kesimpulan:
Hal yang tidak pernah disadari: bagaimana menikmati apa yang telah tersedia dengan baik; mengolah cerita masam menjadi pelajaran berharga dalam kehidupan; mengambil celah dari sempitnya sebuah pilihan; bersyukur ketika memperoleh hal kecil, dsb. Hal itu contoh kecil dari hal yang tak pernah disadari dalam kehidupan, yang teramat sering tertutup dari pikiran ketika sedang dalam masa terpuruk. Berfikir positif, masalah beratmu tentu terdapat jalan keluar. Dan alangkah baiknya tidak memperbesar masalah yang sebenarnya kecil, karena hanya membuang waktu. Berfikir bisa, maka kamu akan bisa; berfikir sukses, maka sukses akan menghampirimu.