Khayalan malam menyita
seluruh pikiran, dimana tawa serta bayang senyumnya mengikat lamunanku. Hati
makin teriris kala parasnya semakin mengisi otakku. Hanya saja aku tetap
mengikuti bayang itu lalu membiarkan ia mengendalikanku. Ia menampakkan cerita lama
yang indah, namun menyakitkan bila diingat. Tapi biarlah, aku menikmati
semuanya.
Aku merasa tubuhnya
berada di ruangan ini, lalu berbisik dengan lembut dan mengajakku bernostalgia
dengan seluruh kenangan manis. Aku kembali menikmati perihnya penyesalan akan
waktu. Dan hal yang aku benci adalah aku telah membiarkan ia berlalu dari
pandanganku.
Aku rasa hatinya akan
tetap sama. Tapi sampai kapan? Apakah ia tetap terjaga meski sebuah jarak
menjadi rintangan utama? Lalu keheningan malam membawaku dalam imaji setan.
Membuat banyak bayangan tentang berbagai kemungkinan. Aku sempat terbawa, aku
sempat mempercayainya. Hanya sesaat aku tenggelam, namun itu menyesatkan
pikiranku. Seperti inilah cerita dalam sebuah jarak.