Selasa, 11 Juni 2013

Dinding Mulai Mengawasi Diri

Menahan hantaman ketidak-pastian
Terpuruk bersama heningnya lorong sunyi
Seakan sukma tertekan dengan dinding menjulang nan tinggi

Sunyi menekan aku untuk tak berisik
Berdiam untuk diri sendiri
Dan mengerti bahwa dinding punya telinga tersendiri
Memahami bahwa semua dapat melihat meski tak disini
Juga menyampaikan hal yang seharusnya terpendam sendiri

Bergerak sedikit, terasa berat untuk ini
Karna itu menimbulkan suara
Berbicara dengan berhati-hati, Bertindak dengan perlahan
Agar tak terdengar siapa pun
Agar makna kias tak dapat di artikan secara mudah

Tak akan bercerita pada siapapun
Ini sebuah rahasia hati
Dengan gelombang tekanan yang menantang batin
Raga coba mengayuh, Jiwa tetap menepi
Dalam kesendirian

Sempat tertantang untuk berteriak
Sempat juga ingin membuatnya penging
Atau berdansa erotis dengan ini
Tapi hal itu sama saja
Dengan hasil yang berujung NOL

Tertunduk, terdiam membisu
Langkahku cukup menepi
Dengan meredam, mengubur semua
Hingga hilang, lenyap untuk sementara
Akan ku ledakkan suatu saat nanti
Saat semua telah menekan aku
Dan saat kesabaranku mulai terkalahkan dengan amarah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar