Kamis, 19 Desember 2013

Resensi Akhir Tahun 2013 (Sanggar Lare Mentes)


Menurut saya, tahun ini cukup banyak berkesan ketika bergabung lagi dengan Sanggar Lare Mentes. Banyak hal yang dapat saya pelajari bersama teman-teman disini. Mulai dari belajar lebih dalam tentang musik, berorganisasi, dan lain sebagainya. Sedikit Cerita tentang kembali bergabungnya saya dengan Organisasi ini:
  • Bulan Agustus, menjadi awal dari saya mengikutsertakan diri dalam kegiatan Sanggar Lare Mentes. Berawal dari ajakan Ari yang meminta saya untuk membantu acara ulang Tahun Sanggar Lare Mentes yang ke-7.  Dengan sangat bersemangat saya datang di rapat kedua, namun ketika sampai saya sedikit merasa asing karena teman-teman yang disini jauh berbeda dengan sebelumnya.

  • Banyak sekali anggota baru yang ada disini, dan saya belum mengenalnya sama sekali. Di awal sampai berakhirnya rapat ini, saya hanya diam karna belum mengetahui susunan dan rangkaian acara yang di rencanakan. Seusai rapat tersebut, ada sedikit rasa aneh, bisa dibilang ada rasa tak setuju dan tidak berkenan. Selepas rapat itu, saya datang ke sanggar dua kali untuk latihan, seusai itu saya menghilang dan tak datang ke sanggar selama kurang lebih 3 minggu. Saya tidak datang bukan karna tidak ada alasan. Saya waktu sedang aktif-aktifnya di band, usaha warung. Karna pembagian waktu yang selalu tiba bersamaan, mau tak mau, saya harus memilih salah satu untuk fokus.
  • Setelah 3 minggu berlalu, saya datang lagi ke sanggar. Kali ini lebih banyak orang lagi, juga ditambah dengan beberapa majas ironi yang saya dapat dari para petinggi sanggar, karna saya tidak pernah datang ikut latihan. Latihan kali ini sedikit berbeda, karna aransemen ternyata berubah total. Saya memainkan gitar hanya berdasarkan chord saja, karna memang belum mengetahui alur musiknya. Setelah beberapa hari ikut latihan, saya sedikit hafal, lama kelamaan jadi terbiasa dengan alur yang dimainkan teman-teman.
  • Selepas itu Rapat kedua saya ikuti. Hanya sebatas rapat yang menurut saya tak menemukan ujung. Mungkin karna saya pulang terlebih dahulu saat semua teman sedang merinci anggaran yang baru. Selepas itu, saya tak pernah ikut rapat lagi. Hingga akhirnya, saya mendengar bahwa rapat terakhir berhasil memangkas anggaran yang awalnya sekitar 25 juta menjadi 13 juta. Segala sesuatunya berubah ketika saya mendengar itu. Saya mulai yakin acara ini akan sukses, karna tidak muluk-muluk seperti sebelumnya.
  • Persiapan dilakukan, kita semua pontang-panting mencari dana untuk acara HUT ini. Mulai dari ngamen pun kita lakukan demi acara ini. Disisi lain persiapan untuk properti dan tempatnya sedikit terlambat. Terlihat, sekitar H-8 semua baru tersadar bahwa tanggal acara semakin dekat. Persiapan habis-habisan pun dilakukan, mulai dari membuat properti, set tata letak, dan lain sebagainya. Namun saya baru bisa cukup aktif saat H-3. Mungkin banyak orang menilai tanggung jawab saya di acara ini kurang, tapi memang saya akui seperti itulah adanya. Saya sedikit sulit membagi waktu kali ini.
  • Saat Acara itu berlangsung, kegembiraan terasa. Walau kadang sedikit merasa ini bukan acara saya, karna saya benar-benar tak mengetahui rincian acara, bahkan bisa dibilang saya hanya terlibat sedikit di bidang itu. Saya malah mengerjakan tugas Humas untuk meminta ijin dan mengundang Kepala Desa, RT, RW, Bayan, dan lain sebagainya.
  • Mendekati malam puncak rasa grogi sedikit mucul, karna H-2 lalu saya tidak lagi memainkan gitar dan berubah menjadi pemain keyboard dadakan. Namun perubahan posisi itu tak membuat saya mlinder. Saya coba berlatih bahkan ketika di rumah pun saya berlatih sendirian. Hal yang paling membanggakan adalah saat berada di atas panggung, mengiringi pertunjukan drama. Bisa dibilang, ini pengalaman pertama mengiringi Drama musikal. Lebih berkesan lagi saat tepuk tangan di akhir pertunjukan yang membuat saya dan kawan-kawan tersenyum lega dan bahagia. Hal ini momen yang jarang kami temukan, jabat tangan dan ucapan selamat kepada kami, menandai suksesnya acara ini. Seolah semua melebur di malam ini. Sedikit teringat disaat kami latihan, sempat saya dan teman-teman kena marah sama mas Ode, tapi belakangan memang seharusnya begitu agar kami semua berlatih dengan serius dan fokus. Dan hasilnya, Malam ini acara sukses.
  • Selepas acara, kami nonton bareng video pentas kemarin. Sedikit tidak menikmati karna sedikit drop karna kecapekan. Selepas hari itu kami semua fokus pada restrukturisasi. Sekitar 3 minggu kemudian, rapat pun diadakan. Hingga akhir dengan hasil saya berpindah dari “Akademik” menjadi “Kerumah-Tanggaan”. Mulai bingung dengan tugas-tugasnya, bahkan bisa dibilang sulit kalau harus ke sanggar setiap hari. Beberapa teman, sering mengingatkan tugas saya, juga menjelaskan tentang tugas-tugas yang harus dilakukan. Kali ini saya mendapat partner yaitu Heri. Sedikit merasa kurang cocok, karna saya hampir sama sekali tak pernah berkomunikasi.
  • Seingat saya, tugas yang pernah saya kerjakan di bidang baru ini yaitu aktifitas bersih-bersih sanggar. Beberapa usulan dari partner saya tentang pembenahan pintu depan sanggar, juga tugas pendataan barang belum pernah saya lakukan sampai saat ini. Saya merasa sedikit berat di bidang ini, saya juga merasa bidang ini memang tidak jalan sama sekali. Tak ada komunikasi, Tindakan juga tak ada, Bahkan jarang sekali ada yang mengingatkannya lagi. Mungkin karena sudah capek selalu mengingatkan tapi yang diingatkan selalu lupa, lupa dan lupa.
  • Usulan kegiatan juga diusulkan, salah satunya yaitu bersepeda ke Monumen Gempa. Kali ini cukup banyak yang mengikuti. Dan kegiatan ini sedikit memberi inspirasi untuk saya. Saya sempat membicarakan ide ini bersama Ari dan Doni. Saya mempunyai ide: Sanggar mengadakan acara bersepeda seperti ini setiap sebulan sekali/lebih. Lalu di setiap bersepeda, ada dokumentasi video dan foto. Video & Foto inilah yang suatu saat dapat kita manfaatkan untuk membuat film pendek (film dokumenter) dan diputar setiap acara ulang tahun sanggar atau sebagainya. Namun sampai sekarang belum terwujud dan pembicaraan itu hanyalah sebatas ungkapan lama.
  • Acara selanjutnya yang saya hadiri yaitu acara Theater “Swarga Di Khatulistiwa”. Meski hanya melihat 2 kali saja, hal itu telah memberikan banyak inspirasi buat saya. Saya hanya membayangkan, bagaimana hasilnya jika HUT Sanggar Lare Mentes tahun depan Dramanya dipersiapkan lebih matang lagi. Gerakan/Tarian, Musik & Skenarionya lebih ditata dan diperhalus lagi. Disusul dengan susunan acara yang lebih matang dan lebih terarah. Mungkin akan menjadi acara yang lebih sukses dari tahun ke 7 Sanggar Lare Mentes. Namun hal ini belum pernah saya usulkan ke teman-teman. Hanya sebatas obrolan saya dan Bayu saat di kereta kepulangan kami. (Andika Dwi Yulianto-2013)

Demikian cerita saya selama saya bergabung bersama Sanggar Lare Mentes di tahun 2013. Banyak kisah kebersamaan yang lebih seru lagi, namun tidak dapat saya tuliskan karena keterbatasan dalam mengingatnya.

  • Dari pribadi: Saya belajar banyak disini. Seperti halnya menghargai orang saat berbicara di rapat, mencoba lapang dada saat pendapat saya tak didengar atau hanya sebatas pembahasan sementara. Hal itu jarang saya lakukan ketika rapat bersama teman ngeband, dll, karna saya cenderung jarang dan enggan untuk mengalah.

  • Dari Bidang:  Saya belajar bertanggung jawab terhadap bidang saya. Mencoba tetap menerima walaupun sebenarnya saya kurang sreg dengan bidang saya kali ini. Meski kadang lupa dan benci dengan tugas-tugasnya, tapi ini tetaplah bidang saya. Saya lakukan sebisa saya, walaupun seingat saya baru satu kali melakukannya.

Berikut hasil Survey kepada warga tentang Sanggar Lare Mentes:
Narasumber:
  1. Tata/Ineng (Brang Wetan)
    • Bagaimana kesan tentang Sanggar?
      • Saya senang ke sanggar karena di sanggar banyak teman & bisa belajar
    • Bagaimana perasaan ketika ikut theater di sanggar lare mentes?
      • Saya senang karena bisa belajar drama
    • Pernah kena marah orang tua karna pulang terlalu malam setelah latihan di sanggar?
      • Tidak, saya belum pernah dimarahi orang tua
  2. Reno (Pundung) 
    • Bagaimana kesan tentang Sanggar?
      • Senang, karena bisa belajar banyak hal
    • Bagaimana perasaan ketika ikut theater di HUT sanggar lare mentes?
      • Senang, karena bisa berkumpul dengan teman dan bisa belajar untuk tidak malu & percaya diri.
    • Pernah kena marah orang tua karna pulang terlalu malam setelah latihan di sanggar?
      • Belum pernah
    • Kesan waktu ikut karnaval Sanggar Anak Akar?
      • Senang, dapat kenalan dan teman baru
  3. Mbak Sukiyem (Pundung)
    • Bagaimana tanggapan, ketika anak-anak ikut kegiatan sanggar seperti maen drama, festival di Jakarta atau sebagainya?
      • Tidak masalah, karna itu dapat menambah anak menjadi lebih pintar dan (kendhel)
    • Bagaimana tanggapan tentang acara HUT Sanggar Lare Mentes ke-7 ?
      • Seneng bisa nonton anak-anak nyanyi di panggung

Data diatas adalah hasil survei saya pada tanggal 18 Desember 2013 yang awalnya berbahasa jawa dan saya ubah dengan bahasa Indonesia dengan sedikit mengubah pemilihan kata agar sedikit pas.

Namun dari hasil survey dan obrolan dengan tentangga di kampung saya (Sembungan), masih banyak warga yang belum mengenal sanggar dan masih men-Cap buruk sanggar dengan membawakan nama Agama dan lain sebagainya. Dan itu alasan mengapa hanya sedikit saja anak dari desa Sembungan yang mengikuti kegiatan Sanggar. (Andika Dwi Yulianto-2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar