Malam itu aku berdiam diri, dan aku menepikan diri
dari sudut keramaian, bahkan juga dengan musik - musikku. Aku mulai berfikir, Apa arti dari sesuatu yang kuperjuangkan
selama ini? Apa yang telah kudapat dari keterampilan ini? NOL! Begitu
pikirku, bahkan beberapa sahabatku yang selalu berusaha menyadarkanku dari
mimpi ini. Aku mulai berpikir dari pola mereka, dan aku mulai membenarkan semua
saran dan ucapan petuah itu.
Mereka bilang, aku akan terus terdiam jika tetap
bermimpi. Mereka bilang, aku akan tetap terlentang jika aku tak berusaha untuk
bangun dari mimpi ini. Dan mereka bilang, aku akan selamanya terkurung dalam
mimpi jika aku tak berusaha untuk memperjuangkan hal baru, tentunya bukan lewat
musik, akan tetapi dengan hal yang lebih real.
Aku bagian dari mereka yang terjebak, dan aku tak
meroda atau bergerak dari titik awalku. Semua tampak sama, semua tampak monoton
dari tahun-tahun sebelumnya, dan aku kembali bertanya pada diriku sendiri; untuk apa karya sebanyak itu? Apa menghasilkan?
TIDAK SAMA SEKALI!
Juga para orang yang mencemoohku, yang dulu sempat
mendukung hal ini. Mereka bilang, Apa
kabar wahai musisi? Bagaimana dengan karyamu? Rasanya sakit sekali. Bahkan
aku tak dapat merangkai kata untuk menjawab segala kegagalanku ini. Dan tawa
mereka menjadi belati untukku, rasanya cemooh itu seperti mencabikku.