Khayalan malam menyita
seluruh pikiran, dimana tawa serta bayang senyumnya mengikat lamunanku. Hati
makin teriris kala parasnya semakin mengisi otakku. Hanya saja aku tetap
mengikuti bayang itu lalu membiarkan ia mengendalikanku. Ia menampakkan cerita lama
yang indah, namun menyakitkan bila diingat. Tapi biarlah, aku menikmati
semuanya.
Aku merasa tubuhnya
berada di ruangan ini, lalu berbisik dengan lembut dan mengajakku bernostalgia
dengan seluruh kenangan manis. Aku kembali menikmati perihnya penyesalan akan
waktu. Dan hal yang aku benci adalah aku telah membiarkan ia berlalu dari
pandanganku.
Aku rasa hatinya akan
tetap sama. Tapi sampai kapan? Apakah ia tetap terjaga meski sebuah jarak
menjadi rintangan utama? Lalu keheningan malam membawaku dalam imaji setan.
Membuat banyak bayangan tentang berbagai kemungkinan. Aku sempat terbawa, aku
sempat mempercayainya. Hanya sesaat aku tenggelam, namun itu menyesatkan
pikiranku. Seperti inilah cerita dalam sebuah jarak.
Energi positif dan
negatif menabuhkan genderang perangnya. Disinilah derita tampak nyata. Aku
mencoba mempercayai salah satunya. Percaya tentang hal yang akan menuntun
langkahku menuju gerbang selanjutnya. Hingga akhirnya sang angin berbisik mesra
di telingaku, “heningkan hatimu lalu
cumbui kenangan itu, dan pahami arti dari sebuah nama. Jika merasa damai,
pertahankan!”. Bisikan yang menyentakku lalu membuka pikiranku tentang
betapa berartinya sebuah nama dalam perjalanan hidupku. Dimana aku merangkai
banyak cerita sendu maupun tawa. Aku mulai membenarkan sebuah pernyataan, bahwa
jarak akan terkalahkan oleh komitmen saling mempercayai.
Energi positif menang,
aku mulai mengendalikan otakku dengan benar. Dan aku benar-benar meyakini bahwa
cerita itu tak akan usai meski jarak menjadi rintangan utama. Aku mulai
menikmati derita sesaat ini. Lalu segala cerita lama tentang canda tawa
membuatku kembali tersenyum dan terhibur. Suatu saat nanti cerita lama akan
berlanjut menjadi cerita indah, untuk aku dan kamu hingga menjadi kita.
Jarak akan menumbuhkan sebuah kepercayaan, memupuk rindu, menjadikan harapan semakin kuat.
BalasHapus