Minggu, 12 Mei 2013

Aku Masih Menyebutmu, Kawan

Pernah bersandar, mencari celah pacuan bersama
Lalu melesat beranjak dari temaram
Aku cukup bersandar pada ini, begitu pun sebaliknya
Cukup luang untuk kebersamaan klasik ini
Tak rapuh memandang langit, Tak letih berdiri

Lalu semua terhempas
Ini bukan badai, tapi kesengajaan
Titik hitam senja yang berubah kelam
Beranjak pudar kemerahan itu
Bukan karna waktu, bukan juga hal besar

Roda membalik, begitu dengan ini
Sedetik, Seucap, Sekedip, Semua bisa berubah cepat
Aku tak menyesal, hanya saja sedikit kecewa
Dan aku tak lagi tau tentangmu
Tak lagi tau, Kau siapa di hadapanku..

Tanda menyerbu, genderang menderu
Aku hanya untukku, dan kamu dengan kubumu sendiri
Saling perang menyerang satu dengan lain
Saling membenci, tak menganggap lagi
Membahuku dari belakang
Seperti menikam setelah memelukku erat

Masih bisa paham?
Memang dan seharusnya tak semua wajib di curahkan
Aku terhimpit, dimana itu menjadi bahan serangan untukku
Coba bertahan, walau tertikam sedikit dengan itu
"Aku Selalu Ada Untukmu"
Kata di masa lalu yang kini membuatku tertawa
Cukup indah bila diberi hiasan atau diucap dengan cara melankolis
Tapi bagi ku itu sebuah lelucon penghantar tidur

Ada kata perpisahan untuk ini?
Jika tidak, silahkan keluar dari diri
Lupakan bila kau sanggup, Pudar kan semuanya
Aku tak keberatan untuk ini
Silahkan terbang, silahkan berpaling dariku
Tapi aku masih menyebutmu, Kawan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar