sedu sedan, perasaan tak mau kehilangan menyelimutinya
kusadari dan kupahami semua deru dan suara-suara darimu
terasa dia datang dengan berdegap-degap, seakan tak ingin hal itu terjadi
alang-alang menjadi saksi isak pilu
dengan rintihan iba, disertai desir angin yang mengalun diantara kependihan itu
sekelip mata, tutur kata akan menakrifkan segala ujung pola ini
membuat alur itu benar-benar terhenti atau lurus kembali
hanya saja itu tak mudah, tak semudah membalikkan tangan
tak mudah pula membalikkan fakta yang ada
ku coba lihat dari sisi lain, dan semua itu menuntun, menarikku kembali
bersamaan dengan ini, sebuah keyakinan muncul, membawa diri kembali melukis garis itu
sedikit tertahan dalam tutur kata, aku coba meyakinkannya
"Setitik rasa yang kau tanamkan, kan terjaga, tak akan terbiarkan apapun mengusiknya, bahkan melepaskan sejuta impian yang ada... | aku menyayangimu, mencintaimu, kini dan sampai nanti diri ini terbatas masa" itu ucapanku, penuh dengan kehati-hatian kuungkapkan padanya
keyakinan nya mulai tumbuh, tak akan dengan mudah semua ini terusaikan
ia mulai percaya bahwa aku tak akan beranjak begitu saja, dan aku juga berfikir demikian
berfikir seperti sejarah yang takkan terulang untuk kedua kalinya
tak ingin itu menjadi sesal di kemudian hari
kulihat sedikit senyumnya mulai terpancar, berbinar...
bersambut dengan pelukan, kepedihan ini berakhir dengan keharuan, suka cita tuk melanjutkan lukisan indah hari-hari bersamanya..
kusadari dan kupahami semua deru dan suara-suara darimu
terasa dia datang dengan berdegap-degap, seakan tak ingin hal itu terjadi
alang-alang menjadi saksi isak pilu
dengan rintihan iba, disertai desir angin yang mengalun diantara kependihan itu
sekelip mata, tutur kata akan menakrifkan segala ujung pola ini
membuat alur itu benar-benar terhenti atau lurus kembali
hanya saja itu tak mudah, tak semudah membalikkan tangan
tak mudah pula membalikkan fakta yang ada
ku coba lihat dari sisi lain, dan semua itu menuntun, menarikku kembali
bersamaan dengan ini, sebuah keyakinan muncul, membawa diri kembali melukis garis itu
sedikit tertahan dalam tutur kata, aku coba meyakinkannya
"Setitik rasa yang kau tanamkan, kan terjaga, tak akan terbiarkan apapun mengusiknya, bahkan melepaskan sejuta impian yang ada... | aku menyayangimu, mencintaimu, kini dan sampai nanti diri ini terbatas masa" itu ucapanku, penuh dengan kehati-hatian kuungkapkan padanya
keyakinan nya mulai tumbuh, tak akan dengan mudah semua ini terusaikan
ia mulai percaya bahwa aku tak akan beranjak begitu saja, dan aku juga berfikir demikian
berfikir seperti sejarah yang takkan terulang untuk kedua kalinya
tak ingin itu menjadi sesal di kemudian hari
kulihat sedikit senyumnya mulai terpancar, berbinar...
bersambut dengan pelukan, kepedihan ini berakhir dengan keharuan, suka cita tuk melanjutkan lukisan indah hari-hari bersamanya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar