Apa kau bercahaya? Apa
kau bersinar? Segala kilau darimu indah bukan main. Setiap kau menelusur, ada
sorotan kagum yang luar biasa dan tiada hentinya. Lalu, apa lagi? Disana,
cerita dosa tersimpan, dibalik tawa rekahan bibir manis merah jambu. Aku
menyebutnya hal yang paling aku benci, bahkan aku sempat mencacinya dengan kata
kotor sembari bersungut-sungut.
Tentu kau ingat, kala
kau merintih manja di dada yang kini terluka tertancap belati cinta. Apa telah
lupa? Atau telah disengaja? Entahlah. Hanya saja, aku tak sebodoh itu, tak akan
menuruti alur yang sama untuk kembali terjebak dalam cerita silam, menjilat
kembali pahitnya kisah sempurna yang berubah menjadi kisah tak sempurna. Aku
tau, aku siapa – kamu siapa. Cerita lama yang tak akan pernah sama di hari ini.
Lalu, apa yang
membuatmu menengok? Membuatmu kembali meronta, memelas pada hati yang pernah
kau sayat? Mungkinkah tersadar, atau sekedar bernostalgia semata? Entahlah.
Hati memang tak akan mampu terbaca, apa yang dipikirkannya tak akan pernah
tergambar nyata dalam kepalaku. Dan kali ini, aku menolak meraih tanganmu
kembali.