Senin, 17 Februari 2014

Raungan Wanita Besi

terusik sebuah tangisan malam itu
dan aku bergeming, tak beranjak karna terpaku rintihan itu
mengiba, menangis keras, membuka hatiku
kini, aku mulai peduli
aku mulai merasakan kembali cerita lalu yang kini menghampirinya

perasaannya rekah seiring hal itu
mungkin ia dapat bangkit atau tersenyum, ketika bersama cinta kasihnya
tapi hal itu langka ia dapat
bukan terkekang, namun terbatas pada pasal-pasal lama
keras bila dirasakan, tapi ia sudah terbiasa
wanita besi nan kuat, dia meraung kencang malam itu

menangislah sayang, aku disisimu
aku tak akan enggan bila harus menghapus air matamu
teriaklah sayang, bersandarlah di bahuku
aku akan meredam emosimu

lepas penatmu, segala bebanmu
perihmu akan melebur seiring tangisanmu berhenti
lalu tertawalah, sambut bahagiamu saat mentari menjemput fajar, nanti






Tidak ada komentar:

Posting Komentar